Kamis, 22 Oktober 2009

MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA


Salah satu ciri abad 21 adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, dan hal itu berpengaruh pada tatanan paradigma atau cara berfikir dalam menghadapi berbagai fenomena, termasuk dengan dunia pendidikan tentunya. Mengapa demikian, karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sosial keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki dirinya dan masyarakat.
perlu kita ketahui suatu negara dikatakan maju, karena pendidikan anggota masyarakatnya tinggi, dan pendidikan pula merupakan jantung dari tubuh suatu bangsa, oleh karena itu pencapaian tujuan suatu negara sangat tergantung pada keberhasilan sistem pendidikan, lalu fenomena apa yang sebenarnya terjadi pada dunia pendidikan negara kita? yang belakangan pemerintah sedang gencar-gencarnya merumuskan program pendidikan mulai dari program WAJAR (Wajib Belajar 9 tahun) sampai kepadapendidikan dan bantuan operasional sekolah (BOS), hal itu diwujudkan guna memperbaiki sistem pendidikan.
Ironis memang kalau kita melihat apa yang sebenarnya terjadi dibalik itu semua, pendidikan di tanah air kita smpai saat ini masih terus menimbun berbagi masalah, meskipun berganti aparat birokrat dan orde pemerintahan, pendidikan kita tidak pernah lepas dari masalah klasik menyangkut kualitas, daya jangkau masyarakat terhadap pendidikan yang ditenggarai dengan banyaknya orang tua yang tak mampu menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi hanya karena lantaran biaya pendidikan terlalu mahal. Budi pekerti siswa juga merupakan hal yang seolah dari tahun ketahun menjadi problem tersendiri, bahkan sudah menjadi ciri khas dan jati diri. dan sebuah kenyataan yang sulit dimengerti di negara kita masih banyak siswa SD yang harus belajar di tempat atau bangunan yang sungguh tidak layak dan ironinya sampai saat ini belum terjawab pemerintah bagaimana menangani masalah itu padahal sarana dan prasarana merupakan satu hal penting guna menunjang pendidikan yang sistematis dan hal-hal seperti itu mengakibatkan tidak meratanya pendidikan yang layak bagi suatu daerah di indonesia.
Bisa kita buktikan betapa lemahnya kualitas pendidikan di Indonesia saat ini, hal ini dibuktikan dari data UNESCO tahun 2000, tentang peringkat indeks pengembangan manusia ( Human Depelopment Indeks ), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan diantara174 negara di dunia Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Dan menurut survei Political and Economic Risk Consultan (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di asia, fakta diatas diperkuat oleh data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategory The Primary Years Program (PYP), dari 20.918 SMP di Indonesia hanya 8 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalamkategori The Midle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA hanya 7 sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).
Lalu apalah artinya disetiap tanggal 2 Mei negara kita memperingati hari Pendidikan Nasional apakah hal itu hanyalah sebuah "Cover Fatamorgana" semata untuk menutupi apa yang sebenarnya terjadi disisi lain dunia pendidikan kita, ataukah mungkin hanya sebuah ungkapan cita-cita bangsa yang entah kapan bisa terwujud. Tetapi entah lah yang jelas kita sebagai insan pelaku pendidikan di negeri ini tentumnya berharap banyak kepada pemerintah saat ini untuk bisa lebih memperbaiki sistem pendidikan yang sudah ada sehingga pendidikan sebagai salah satu moral bangsa bisa segera terwujud dan melahirkan manusia-manusia yang siap menghadapi tantangan zaman dan globalisasi.


Artikel Tugas B. Indonesia
Mahasiswa PAI Semester 1 STAIPI Garut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar